TINTAJABAR.COM, BANDUNG –
Hujan deras yang terjadi secara terus menerus dalam dua hari terakhir membuat sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat (Jabar) terendam banjir pada akhir pekan ini, Minggu 21 Februari 2021
Sejumlah wilayah di DKI Jakarta terkepung banjir. Kondisi serupa juga terjadi di Jabar.
Berdasarkan data yang diperbarui Minggu (21/2), BPBD Jabar mencatat ada daerah-daerah yang terendam banjir adalah, Kabupaten Subang, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok.
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang merupakan daerah paling parah terdampak banjir.
Kepala Seksi Pencegahan selaku Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jabar, Budi Budiman Wahyu menyampaikan, banjir Kota Bekasi kurang lebih merendam 11 kecamatan.
Ketinggian banjir bervariasi, dari mulai 20-40 cm dan meningkat sekitar 70-80 cm.
Sementara, banjir Kabupaten Bekasi tercatat menerjang 19 kecamatan, seperti Bojongmangu, Babelan, Cibitung, Cibarusah, Cikarang Barat, Cikarang Pusat, Tambun Selatan, dan lainnya.
“Dari 19 kecamatan, ada 56 desa atau kelurahan yang juga terdampak banjir. Sedangkan jumlah titik banjir ada 134 titik, dengan total 25.175 KK. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ungkapnya, Minggu (21/2).
Selain Bekasi, banjir terjadi di 8 kecamatan Kabupaten Karawang. Banjir pada wilayah itu merendam sekitar 425 unit, dengan, 523 Kepala Keluarga (KK) dan 1.361 jiwa. Sedangkan pengungsi mencapai 315 jiwa.
Adapun sejumlah daerah yang juga terdampak banjir adalah Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok.
Sebelumnya, BPBD Jabar menyebutkan bahwa semua daerah Jawa Barat memiliki risiko bencana. Dari 27 daerah, 16 daerah antaranya berkategori risiko tinggi, 11 lainnya tergolong sedang.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan saat itu menyatakan, kajian risiko serta penyusunan peta rawan bencana menjadi penting. Selain sebagai langkah antisipasi dan perencanaan penanggulangan, hal itu juga dapat menjadi referensi kewaspadaan bagi masyarakat.
“Dari rencana dan peta rawan bencana itu, pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian. Kalau itu sudah ditambah kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi,” katanya.
Dani juga menyebut pemicu utama banjir ini adalah cuaca ekstrem. Selain itu banjir juga disebabkan oleh beberapa tanggul sungai yang jebol, sehingga air meluap ke pemukiman.
(TintaJabar.com/***)
Komentar