TINTAJABAR.COM, CIREBON,- Pedagang lemprakan di lokasi sementara Pasar Losari Kidul makin banyak dan membuat bagian depan menjadi semrawut.
Banyaknya lemprakan juga dikeluhkan pedagang-pedagang di dalam pasar sementara, karena pembeli lebih memilih berbelanja di depan. Para pedagang di kios dan los yang berada di dalam jelas dirugikan.
“Para pedagang di dalam, kios maupun los, sudah mengadu ke Pak Kuwu Losari Kidul dan pihak PT (PT. Dwikarya Primajaya selaku pengembang revitalisasi pasar-Red). Kami mohon pedagang lemprakan ditertibkan atau pada masuk saja semua ke dalam. Saya lihat juga banyak pedagang lemprakan yang bawa mobil. Barang daganganya juga banyak, ini harusnya bukan pedagang lemprakan,” tegas Ya, salah seorang pedagang di Pasar Losari Kidul yang meminta namanya ditulis inisial.
Menurutnya, keluhan pedagang di dalam kurang direspon Kuwu Losari Kidul. Sedangkan, pihak PT belum bisa berbuat banyak karena pedagang lemprakan itu kewenangan pihak Pemerintah Desa Losari Kidul.
Pantauan wartawan di lapangan pada Minggu, 21 Maret 2021, ada sekitar 100 pedagang lemprakan yang berjualan di depan pasar sementara.
Lemprakan cenderung dibiarkan oleh pihak pemerintah desa, karena ada uang Rp 15-20 ribu per pedagang per hari. Keberadaan lemprakan dianggap sebagai pemasukan.
Banyaknya pedagang lemprakan memang terlihat menggangu arus lalu lintas di depan pasar. Keserawutan ini tentu saja tidak boleh dibiarkan oleh pihak pemerintah Desa.
(Red: TintaJabar.com)
Komentar