TINTAJABAR.COM, KOTA BANDUNG – Sebanyak 180 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Bandung yang lulus seleksi, antusias mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Kegiatan diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Bandung berkolaborasi dengan HIMPAUDI digelar di Gedung SKB dan KNPI Kota Bandung selama lima hari pada 14 hingga 18 Maret 2022.
Kepala Bidang Pengembangan, Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P3TK) Dinas Pendidikan Kota Bandung, Edy Suparjoto mengatakan pihaknya menganalisa bahwa mengelola peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru -guru PAUD, SD dan SMP. Ke depan akan bersinergi kolaborasi, bekerja sama dalam rangka percepatan progres untuk capaian peningkatan kualifikasi, sehingga guru PAUD juga lulusan S1.
“Diklat ini difokuskan pada pengembangan Merdeka Belajar melalui Kurikulum Merdeka,” kata Edy Suparjoto di KNPI Kota Bandung, Senin (14/3/2022).
Menurutnya, Guru PAUD ini memberikan dasar-dasar karakter dan keilmuan sejak dini sehingga outputnya diarahakan pada peserta didik melalui program penguatan pendidikan Pancasila sejak PAUD hingga perguruan tinggi. Sebab, peserta didik usia dini adalah usia golden age yang perlu ditanamkan seni-seni dasar.
“Karena mereka cepat merekam, kalau orang dewasa mengajari A ya terekamnya A. Kalau itu hal-hal kebaikan akan bagus tapi jika kejelekan itu sangat kurang bagus,” ungkapnya.
Maka dari itu, lanjutnya, pendekatan yang digunakan untuk PAUD lebih kepada pendekatan psikologis. Maka orang tua atau guru harus memahami cara untuk mendidik dan mengajarkan banyak hal kepada anak usia dini.
Litbang PAUD Bunda Ganesa, Iis Faridah sebagai pemateri Diklat Berjenjang Tingkat Dasar menjelaskan ada banyak macam keterampilan terkait bagaimana Menyusun perencanaan pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan siklus, pembelajaran dimulai dari merencanakan lalu melaksanakan.
“Merencanakan pembelajaran juga nanti evaluasi pembelajaran, merencanakan ini di tahap yang pertama, otomatis guru-guru perlu punya kemampuan yang baik dalam merencanakan pembelajaran,” jelas Iis Faridah usai memberikan materi di SKB Kota Bandung, Selasa (15/3/2022).
Ada tiga hal yang dipelajari saat mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar. Pertama, bagaimana Menyusun program semester. Kedua, Bagaimana Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan. Ketiga, Bagaimana belajar mengenai rencana pelaksanaan harian (PTH).
Ia mengajak para guru PAUD di Kota Bandung untuk membuat perencanaan pembelajaran yang berisi mengenai berbagai macam kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Pada intinya kegiatan yang tercantum di dalam perencanaan pembelajaran adalah kegiatan berbasis main atau playbase activity.
Menurutnya, di lapangan para guru PAUD masih banyak menggunakan pembelajaran paperbase yaitu pembelajaran berbasis kertas, LKS atau penugasan. Metode tersebut dinilai belum tepat sepenuhnya dan belum sesuai sepenuhnya dengan prinsip dari pendidikan anak usia dini.
“Kaitannya dengan kurikulum merdeka belajar, sebagai fasilitator ingin mengajak guru-guru, yuk beri kesan kepada anak untuk mengungkapkan ide dan gagasannya. Karena guru itu memang tidak mudah untuk beralih dari kebiasaan yang sering memberikan contoh,” tuturnya.
Ia mencontohkan, jika dilihat dari perancangan pembelajarannya, metode tersebut lebih banyak menggunakan penugasan kemudian lebih banyak menggunakan metode demonstrasi. Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan guru-guru dapat memfasilitasi anak sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
“Harapannya guru-guru bisa memiliki 4 kompetensi (profesionak, pedagogic, kepribadian dan social) pada diklat ini ada 2 kompetensi yang lebih dominan untuk dikembangkan yaitu kompetensi pedagogic, dan kompetensi professional,” tegasnya.
Kegiatan Diklat, para peserta tidak hanya mendengarkan materi melainkan diajak untuk mempraktekkan apa yang seharusnya dilakukan usia dini. Mulai dari cara penyampaian, ekspresi guru dan cara mengenali anak-anak.
(Red/tintajabar.com)
Komentar