Beranikah Anies Memenuhi Harapan Rakyat
Oleh : Epi Zaenal Hanafi
(Pemerhati Politik dan Kenegaraan)
TINTAJABAR.COM, GARUT – Terlepas dengan banyak insiden di beberapa tempat pencabutan spanduk, tetapi saya yakin masih lebih banyak spanduk yang bertahan dan masih akan muncul di seluruh peloksok Tanah Air. Ketika kita semua merasakan denyut suara rakyat di seantero negeri ini menyuarakan Anies sebagai presiden berikutnya setelah periode Jokowi, sangatlah wajar jika rakyat berharap banyak terhadap Anies. Rakyat tidak hanya ingin perubahan kepemimpinan semata, tetapi juga Anies tampil sebagai presiden yang mampu menjaga independensi (independent president).
Sebagai presiden yang mandiri, dia akan leluasa bergerak dalam menyusun tim kabinet; mengambil kebijakan maupun membuat undang-undang bersama DPR. Kemandirian presiden ini sangat diharapkan agar presiden tidak digantung atau disandera oleh tarik menarik kepentingan berbagai pihak yang merasa memiliki kekuatan politik untuk mempengaruhi presiden. Apalagi terulang kembali ada istilah presiden boneka. Presiden yang hanya mengikuti kemauan pihak-pihak yang berkepentingan di luar kepentingan rakyatnya.
Kekuatan politik yang berpengaruh dalam sistim presidensial yang kita anut ini di antaranya koalisi parpol pendukung di saat pencalonan, parpol di luar koalisi, kelompok kepentingan yang berperan sebagai donor dana politiknya dan tim sukses lainnya.
Menjadi tantangan saat ini menjelang pencalonannya sebagai kandidat presiden. Mungkinkah Anies akan mampu tampil sebagai presiden yang mandiri. Presiden yang tidak direcoki oleh berbagai kepentingan para pendukungnya, baik parpol pendukungnya sebagai capres maupun parpol pendukung calon pasangannya?
Pertanyaan berikutnya adalah apa persyaratan agar para pendukungnya mampu berkontribusi terwujudnya Anies yang mandiri? Apakah pertanyaan ini sebuah mimpi (absurditas) dalam konstalasi politik saat ini? Padahal take and gave atau tawar menawar politik dalam sistim presidensial di Republik ini sudah menjadi kewajaran politik atau tradisi politik bahkan dikatakan menjadi tujuan parpol dan kelompok kepentingan politik lainnya.
Karena koalisi parpol dan dukungan finansial maupun gerak tim sukses sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam mekanisme pencalonan presiden maupun pada saat pilpres, maka itikad baik (political will) dari tiga kekuatan politik ini menjadi sebuah keniscayaan politik dalam mewujudkan presiden yang mandiri dan istiqamah komitmennya bagi kepentingan rakyat.
Dengan kata lain, tawar menawar politik dalam mekanisme pencapresan maupun saat kampanye pilpres berlangsung wajib bermuara pada sikap saling menjaga amanah untuk mewujudkan politik bermoral dan sikap kenegarawanan (semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara); win-win solution. Semua bermuara untuk memenangkan kepentingan yang terbaik buat rakyat bukan semata untuk meraih kekuasaan (jabatan).
Kita berharap banyak akan kemandirian Anies ini karena kita yakin akan kapasitas yang dimilikinya. Kita yakin berdasarkan referensi jejak pemikiran dan kebijakannya saat sebagai eksekutif, baik semasa menjadi menteri maupun kepala daerah, catatan positif sangat mewarnai perjalanan karirnya sebagai pelayan publik yang amanah dan cerdas.
Ketika kemandirian presiden muncul dan bersinergi dengan kekuatan-kekuatan politik, baik koalisi pendukung maupun di luar koalisi di parlemen dan para donatur politik serta tim sukses lainnya menjunjung tinggi sikap kemandirian, keikhlasan dalam berjuang serta beritikad baik dalam menjalankan fungsinya (political will), maka penulis yakin Republik ini akan bergerak maju dan memiliki masa depan yang diimpikan : menuju negara yang adil makmur dalam rido Allah Subhanahu wataâala. Baldatun thoyyibatun warabbun ghofur.
Wallohu aâlam.
(AS/Red)
Komentar