TINTAJABAR.COM, GARUT – Model Kemitraan _Closed Loop_ Agribisnis Holtikultura pertanian sebagai bentuk kerja bersama yang dicontohkan oleh Kabupaten Garut, akan ditularkan ke seluruh Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Kamar Dagang Industri Nasional (KADIN) Indonesia, M Arsjad Rasjid di hadapan Bupati Garut, Rudy Gunawan, pada acara dialog bertajuk Strategi Peningkatan Ekonomi Petani dan Perbaikan Sistem Agribisnis dengan tema Sinergi Program Kemitraan _Closed Loop_ Agribisnis Holtikultura Terintegrasi dari Hulu sampai Hilir di Kabupaten Garut yang dilaksanakan di Kebun Edukasi Eptilu, Jalan Raya Cikajang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Rabu (31/8/2022).
“Nah inilah yang ingin kita upayakan, jadi ini adalah kerja gotong royong bersama-sama karena itulah arti Pancasila, itulah arti kita kebersamaan untuk menuju suatu kesejahteraan yang ada,” ucap Arsjad.
Ia juga memuji petani asal Kabupaten Garut, Rizal Fahreza yang telah menjadi salah satu contoh petani yang memulai model _close loop_ agar pertanian bisa lebih maju lagi.
“Disinilah mulainya harapannya bukan di sini saja, bukan hanya seorang Rizal tetapi banyak-banyak Rizal lagi, supaya mudah-mudahan bisa membantu petani yang ada (dan) petani bisa maju,” tuturnya.
Senada dengan Ketua Kadin Indonesia, Bupati Garut mengungkapkan, bahwa dirinya berbahagia karena salah seorang petani asal Garut, Rizal Fahreza yang merupakan anak seorang petani, memiliki kepribadian sederhana serta mempunyai sepak terjang yang luar biasa hingga kemudian petani milenial ini mendapatkan penghargaan dari Presiden RI.
Rudy juga mengungkapkan, pihaknya saat ini meneruskan sinergitas dibawah Kementerian Perekonomian, dimana sebelumnya pada masa pandemi Covid-19 produksi pertanian hasil petani Garut tidak dapat dikirim ke luar kota bahkan ke Jakarta, sehingga mengakibatkan pendapatan masyarakat Garut menurun dan menyebabkan angka kemiskinan meningkat.
Maka dari itu, Rudy menyebutkan pihaknya mengadakan pembicaraan awal terkait pertanian di Gedung Pendopo beberapa waktu lalu, sehingga terbentuklah salah satu bisnis _close loop_ yang diikuti oleh berbagai pihak yang sudah mempunyai kelembagaan lengkap.
“Di antaranya adalah kita ada petaninya, ada kelompok tani sebagai intinya, selanjutnya itu dengan konsep _closed loop_ ini sudah banyak sudah terjalin di bawah langsung Ibu Karen dulu ya, terus melakukan penyempurnaan akhirnya kita dapat terwujud,” tuturnya.
Atas nama petani asal Kabupaten Garut, bupati kepada KADIN Indonesia, agar Kabupaten Garut dapat memperluas pemasaran hasil produksi pertanian, sehingga angka kemiskinan Kabupaten Garut yang saat ini berada di angka 10,6%% bisa menurun.
“Sekarang dua tahun ini naik pak menjadi 10,6%, diakibatkan oleh petani-petani yang tidak bisa mengakses pasar secara baik ke Jakarta, karena dulu kan ada PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), jadi tidak bisa ke Cibitung, tidak bisa ke Tanggerang, dan juga tidak bisa ke Kramat Jati,” ucap Rudy.
Di tempat yang sama, Rizal Fahreza menyampaikan, _close loop_ ini merupakan inisiasi dari seluruh stakeholder baik pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun swasta yang bersinergi dan bekerja sama. Ia menyampaikan, model _close loop_ ini sudah berjalan sejak tahun 2020 dengan peningkatan yang signifikan.
“Alhamdulillah bisnis mulai jalan pak, kita pemasaran ke lima pasar pak, baik buat _start up_ , pasar pemerintah tradisional, kemudian pasar induk pun,” tuturnya di hadapan bupati dan hadirin.
Ia menuturkan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dari _close loop_ sendiri sudah berjalan, dan para ahli _close loop_ selalu terus melakukan pendampingan. Ia juga menyampaikan, _close loop_ sendiri menawarkan produk Quality Consistency On Delivery (konsistensi kualitas pada pengiriman)
“_Quality Consistency on Delivery_ itu menjadi jaminan mengapa para _offtaker_ serta market tertarik karena barang sudah distandardisasi tinggal distribusi ke konsumen,” ungkapnya.
(Dewi/TJc)
Komentar