TINTAJABAR.COM, GARUT – Setiap kita jumpa dalam peringatan HUT kemerdekaan
RI selalu menjadi pertanyaan apakah makna
kemerdekaan.
Arti merdeka itu sendiri adalah bebas dari cengraman
kalau dalam peperangan, kita terbebas dari jajahan. Suatu bangsa telah merdeka jika telah menyatakan
kemerdekaannya. Namun akan beda makna dengan
kemerdekaan orang perorang karena punya penilaian
masing-masing tentang bagaimana pemaknaannya. Demikian di sampaikan H. Deden Sopian, SE pasca menghadiri upacara peringatan HUT RI ke 77 di Alun-alun Kecamatan Kadungora Kab. Garut, Rabu, 17 Agustus 2022.
Selanjutnya di jelaskan Deden Sopian yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Garut, bahwa Bangsa/ Negara Indonesia yang merdeka
seharusnya kita semua sepakat dan sekarang
menginjak usia 77 tahun kita merdeka sebagai bangsa, dimana makna dari kemerdekaan itu sendiri harus kita isi dengan
hal-hal yang positif dan bermakna sebagai jelmaan
rasa syukur dan rasa hormat kepada para pahlawan
kemerdekaan. Ujarnya penuh semangat.
“Sebagai komponen bangsa kita harus terus bersatu
karena persatuan sebagai modal kita untuk maju. Harus disadari juga oleh setiap steakholder bangsa
bahwa di usia 77 tahun indonesia merdeka, Rakyat Indonesia masih
belum seluruhnya sejahtera.'” Ujarnya tegas.
Namun harus disadari pula bahwa bangsa kita
terlalu lama di cengkram oleh penjajah, Belanda saja
menjajah kita sampai 350 tahun, belum oleh jepang 3,5 tahun dan pasca merdeka sampai tahun 1971 masih
bergejolak perang saudara.
Di Era tahun 90 an Indonesia
pernah menguasai Asia sebagai Macan Asia serta menjadi Negara
berswasembada beras sebagai kebutuhan pangan sembilan bahan pokok, namun
di tahun 1998, Negara kita bergejolak kembali serta terjadi
pergantian pimpinan bangsa yang abnormal dan hasilnya seperti saat ini yang kita rasakan yaitu masih
terus mengalami sandungan, baik dalam menjaga persatuan NKRI maupun dasar negara Pancasila yang
masih dipermasalahkan. Tegasnya.
Di akhir pembicaraan H. Deden Sopian yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina di Paguyuban Masyarakat Garut Utara (PM GATRA) bahwa Isue Radikalisme dan intoleransi hal ini juga cukup
mengganggu perjalanan pemerintahan yang tidak bisa
diabaikan karena ada beberapa contoh negara yang
porak poranda karena nya.
Untuk Garut sendiri hampir menyerupai perjalanan
politik nasional karena beberapa kali pergantian kepala
daerah (Bupati/Wabup Garut) berjalan abnormal dan dampaknya sampai
saat ini masih berada di 3 besar daerah dengan IPM
terendah. Cetusnya.
Indek Pembangunan Manusia merupakan
penilain dari kwalitas Pendidikan, Kesehatan dan
Daya beli yang mencerminkan kemiskinan dan
pengangguran suatu daerah. Ancaman terhadap bangsa dan negara setiap
saat pasti ada dan selalu ada, semakin bertambah
penduduk dunia dan semakin besar kebutuhan pangan
dan energi maka semakin keras perebutan potensi
SDA dari suatu Negara.
Ketahanan keamanan negara merupakan benteng
terkuat untuk masuknya gangguan dari luar. Kesatuan dan persatuan yang kokoh merupakan
pondasi terkuat bagi ketahanan keamanan negara.
“Dan yang paling tidak enak dalam kehidupan ini adalah
menjadi orang terjajah.
2 tahun terjajah oleh virus covid 19 begitu tersiksa
apalagi terjajah oleh manusia yang bisa melalukan dengan segala cara.”. Pungkasnya.
(AS/TJc)
Komentar