TINTAJABAR.COM, GARUT – Dibilang Supir bukan, dibilang Karyawan lain, dibilang teman juga bukan, tapi ketiga istilah tersebut sangat tepat pada seorang sosok bernama Dasep Afandi, seorang Ayah yang telah di karunia 2 orang anak, dan berprofesi sebagai Pengusaha Kecil di bidang Poto Copy yang bertempat tinggal di daerah Wanaraja, Sedangkan tempat mencari nafkahnya/jasa Poto copy, Dasep mangkal/mengontrak ruko di Jl. Patriot depan Gedung DPRD Garut.
Ketika di konfirmasi pada saat acara diskusi/sharring tentang program kerja MPC FAHMI TAMAMI Kab. Garut untuk tahun 2023 di salahsatu Rumah Makan di Jl. Raya Copong, Kecamatan Garut Kota, pada hari Kamis, 5 Januari 2023.
Dasep menjelaskan, “Saya ini bukan supirnya atau karyawannya pa Dewan (H. Dede Salahudin, Anggota DPRD Garut dari Praksi PKS), Saya sering jalan bersama beliau, mungkin kapasitasnya sebagai sahabat saja, bisa juga sebagai teman dan sebagai tempat curhat untuk berbagi pemikiran atau sharring tentang bagaimana tugas dan fungsinya sebagai seorang anggota legislatif. Ujarnya penuh semangat.
“Seorang Anggita Dewan Itu harus Tahu Tugas dan Fungsinya sebagai Wakil Rakyat yaitu disamping menampung aspirasi masyarakat, anggota Dewan bertugas untuk membuat Undang-undang/Perda/Legislasi, Membuat APBN/APBD/ Bugething dan Controlling/Melakukan Pengawasan terhadap kinerja dari Eksekutif.” Terangnya.
Saya sering melihat sendiri, ada seorang anggota dewan tapi dalam penampilan, sikap dan perilakunya tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat, bahkan cenderung seperti karyawan yang hanya bisa datang dan pergi tanpa ada karya nyata bagi masyarakat pemilihnya. Cetusnya.
“Sehingga saya beranggapan kalau cuma bisa datang dan pergi ke Gedung DPRD Garut buat apa …? Saya juga bisa.” Ungkapnya penuh diplomasi.
“Mereka (anggota dewan) kan telah di gaji dengan menggunakan uang rakyat yang nilainya cukup lumayan besar, dengan fasilitas yang lumayan fantastis tapi karyanya tidak kelihatan dan tidak bisa di rasakan manfaatnya oleh masyarakat di daerah pemilihannya, untuk itu masyarakat harus cerdas dalam penentuan pilihan pada Pileg 2024 nanti.” Tandasnya.
Selanjutnya di tuturkan Dasep, “Berbeda dengan H. Dede Salahudin, dia orangnya supel, law profile, mudah bergaul, tidak menjaga jarak antara rakyat, birokrat ataupun dengan pejabat, pokoknya enak, kita bisa ngobrol santai tanpa adanya jurang pemisah/sekat, tidak seperti kebanyakan seorang supir dengan bosnya, kita mah Alhamdulillah bisa duduk/ngobrol satu meja dengan pa Dewan”. Imbuhnya.
“Banyak suka dan duka ketika jalan bareng bersama pa Dewan (H. Dede Salahudin) apalagi waktu kunjungan kerja ke daerah atau study banding, alhamdulilah saya suka di perlakukan sebagai seorang sahabat, makan dan tidur di tempat yang sama (hotel), ketika harus makan di pinggir jalan, kita bisa semeja makan/sebangku dengan pa Dewan.” Cetusnya.
Apakah Bapak mendapatkan Gaji bulanan seperti halnya seorang supir anggota DPRD..? Dengan penuh sedikit canda tawa Dasep mengatakan, “Saya kan bukan supirnya, jadi otomatis tidak akan mendapatkan gaji bulanan, tapi alhamdulilah kalau bicara rezeki, semua sudah ada yang ngatur, saya suka di kasih oleh pa Dewan, bisa besar atau kecil, itu mah relatif, tapi Saya sebagai seorang rakyat biasa sudah menjadi suatu kebanggaan, bisa ngobrol bareng, makan bareng dan berdiskusi bareng sehingga bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi saya.” Pungkasnya.
(AS/TJc)
Komentar